Hard Cover Skripsi
Analisa hubungan faktor-faktor dengan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) Pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limba B
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Riset Keperawatan, Februari, 2011
Abdul Thaif Hamzah
NPM: 2008727033
Analisa Hubungan Faktor - Faktor dengan Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut ( ISPA ) pada Balita di Puskesmas Limba B Kecamatan
Kota Selatan Kota Gorontalo Tahun 2010.
73 halaman + 6 tabel + 3 lampiran
ABSTRAK
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut. (http :
// Tanyadokter.com ). Faktor pendukung terjadinya peningkatan angka kejadian
ISPA terdiri atas 5 faktor, diantaranya yaitu faktor usia ibu, pendidikan ibu,
ekonomi keluarga, PHBS, dan lingkungan. Di Indonesia, Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) selalu menempati urutan pertama penyebab kematian
pada kelompok bayi dan balita. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit
ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA / Pneumonia sebagai penyebab kematian
bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita
(Anonim, 2008).Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif
analitik dan dilakukan uji Chi-Square. Populasi yang didapatkan peneliti pada
pada penelitian ini adalah sebanyak 55 orang ibu yang anaknya terdiagnosa
menderita ISPA dan dibawah berobat ke Puskesmas Limbab B Kota Gorontalo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara ke lima faktor tersebut ada tiga
faktor yang didapatkan berhubungan dengan adanya peningkatan angka kejadian
ISPA yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Limba B Kota Gorontalo. Hasil
analisa menunjukan adanya hubungan signifikan antara pendidikan dengan
peningkatan angka kejadian penyakit ISPA dengan nilai P = 0,04, kemudian
adanya hubungan antara PHBS dengan peningkatan angka kejadian penyakit
ISPA dengan nilai p = 0,010, serta adanya hubungan antara faktor lingkungan
dengan peningkatan angka kejadian penyakit ISPA dengan nilai 0,018.
berdasarkan hasil penelitian peneliti dapat memberikan saran kepada perawat
komunitas untuk Senantiasa lebih meningkatkan kemampuan profesional dan
interpersonal sehingga dapat melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
tehadap masyarakat, dan kepada masyarakat atau orang tua penderita ISPA
senantiasa memperhatikan anjuran dan masukan dari petugas kesehatan baik yang
disampaikan melalui penyuluhan.
Daftar Pustaka : 17( 1998-2010)
Kata kunci : Peningkatan Angka Kejadian ISPA
2008727033 | 11.69 | PERPUSTAKAAN FIK - UMJ | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing (Hilang) |
Tidak tersedia versi lain